Karir dan Jabatan
- 15.25
- by
- Unknown
Kata Pengantar
Segala puja dan puji kita persembahkan hanya kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus untuk
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Salawat dan salam kita
hadapkan kepada nabi kita dan junjungan kita Muhammad SAW. Yang selalu menuntun
kita dalam berfikir dan berbuat untuk kebaikan, serta salam Ta’zim untuk segala
guru kita yang telah melimpahkan ilmu pengetahuannya kepada kita, khususnya
kepada saya dan rekan saya yang telah berhasil menyusun dan menulis makalah
ini.
Atas jasa semua pihak kami mengucapkan terimakasih. Sebagai
orang yang bertanggung jawab atas makalah ini, mengharapkan masukan dan
pembetulan dari pembaca yang budiman. Atas segala perhatian dari semua pihak
kami mengucapkan terimakasih. Penulis berdoa kehadirat Illahi semoga makalah
ini ada manfaatnya bagi agama, bangsa dan ilmu pengetahuan.
Bandung, 28 Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 latar belakang
1
1.2. Rumusan Masalah
1
1.3. Tujuan Makalah 2
1.4. Kegunaan Makalah 2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................
3
A. Pengertian Karir Dan
Jabatan........................................................ 3
B. Tujuan Bimbingan Karir Dan
Jabatan................................................... 5
C. Materi Bimbingan Karir Dan Jabatan.............................................
5
D. Program Bimbingan Karir Di
Sekolah............................................... 9
E. Langkah-langkah Bimbingan Karir
Dan Jabatan................................ 11
BAB
III............................................................................................
14
A.
Kesimpulan........................................................................................
14
B. Kritik Dan
Saran...............................................................................
14
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dinamika kehidupan pengaruhnya memang tak luput dari
karir/jabatan kita dalam kehidupan. Keberhasilan suatu karir/jabatan menentukan
kesuksesan dalam kehidupan. Tentunya suatu karir/jabatan tidak akan berhasil
tanpa adanya proesionalitas kerja dan profesionalitas kerja tidak akan tercapai
jika hanya mengandalkan potensi diri saja. Dari itu diperlukan sekali adanya
bimbingan karir/jabatan dalam proses perjalanan hidup seseorang guna mencapai
keberhasilan dalam berkarir ditandai dengan sejahteranya kehidupan. Bimbingan
karir/jabatan ini secara tidak langsung telah kita dapatkan sejak kecil,
terutama dari orang tua ditambah setelah mulai memasuki dunia sekolah,
baik PAUD, TK, dan SD. Disana kita mulai pembimbingan karir, dimulai dengan
penyadaran sederhana akan pekerjaan-pekerjaan yang ada di lingkungan,
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya ditinjau bakat serta
minatnya untuk kemudian diarahkan karir/jabatan seperti apa yang kira-kira
cocok untuk kehidupannya mendatang. Oleh karena pentingnya bimbingan
karir/jabatan ini, maka dari itu kita harus mempelajari apa yang dimaksud
dengan karir/jabatan terlebih dahulu, apa tujuannya dan sebagainya yang akan
dibahas pada makalah ini di bagian bab pembahasan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan latar belakang diatas , ada beberapa
permasalahan yang bisa dirumuskan, diantaranya:
§ Apa yang dimksud dengan karir/jabatan ?
§ Apa yang menjadi tujuan adanya bimbingan
karir/jabatan ?
§ Bagaimana materi dari bimbingan karir/jabatan ?
§ Seperti apa program bimbingan karir yang
dilaksanakan di Sekolah Dasar ?
C.
Tujuan Makalah
Tujuan makalah tentunya adalah menjelaskan dari setiap
pertanyaan dari rumusan masalah, yakni:
ü Menjelaskan pengertian dari bimbingan karir/jabatan.
ü Memaparkan tujuan dari adanya bimbingan
karir/jabatan.
ü Menjelaskan materi-materi yang diperlukan dalam
proses bimbingan karir/jabatan.
ü Memberikan contoh program bimbingan karir/jabatan
yang dilaksanakan di Sekolah Dasar.
D.
Kegunaan Makalah
Selain sebagai pemenuhan tugas, juga sebagai sarana melatih
keterampilan dalam pembuatan karya ilmiah yang dirasa masih sangat kurang,
serta penambah ilmu pengetahuan guna persiapan bekal kehidupan selanjtnya.
BAB II
PEMBAHASAN
BIMBINGAN KARIR DAN JABATAN
A.
Pengertian Karir dan Jabatan
Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance)
merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam
memecahkan masalah karir untuk memperoleh pentesuaian diri yang sebaik-baiknya,
baik pada waktu itu maupun masa yang akan datang.
Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan,
tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar
siswa dapat memasuki kehidupan, dan mempersiapkan diri dari
kehidupan sekolah menuju dunia kerja.
Disamping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha
bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan untuk bekerja atau
tidak, dan jika tidak perlu segera bekerja, baik parttime atau fulltime,
memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri-ciri pribadi, menentukan
lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara
baik. (Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, t.t : 110)
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa bimbingan karir
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa baik secara perseorangan
maupun kelompok agar ia mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Donald D. Super (1975), seperti yang dikutip oleh Yeni
Karneli, mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi
untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya
dalam dunia kerja. Menurut batasan ini ada dua hal penting. Pertama, proses
membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami
dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, hal penting dlam
bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya
maupun terhadap dunia kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan
karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui
berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan
mantap, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian,
serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang
mendukung perkembangan diri tersebut, misalnya informasi karir yang diperoleh
siswa dan status sosial ekonomi orang tua.
Dewa ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan, pada dasarnya
informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir
, dan bertujuan membantu individu memperoleh pandangan, pengertian, dan
pamahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut,
dijelaskan bahwa infomasi karir atau jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan
dengan butir-butir berikut:
1. Potensi pekerjaan termasuk
luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia dan
besarnya kelompok industri.
2. Struktur kerja dan besarnya
kelompok-kelompok kerja.
3. Ruang lingkup dunia kerja,
meliputi pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari
masyarakat umum yang membaik, dan perubahan teknologi.
4. Perundang-undangan
peraturan atau perjanjian kerja.
5. Sumber-sumber informasi
dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6. Klasifikasi pekerjan dan
informasi pekerjaan.
7. Pentingnya dan kritisnya
pekerjaan.
8. Tugas-tugas nyata dati
pekerjaan dan hakikat dari pekerjaan.
9. Kualifikasi yang memaksa
untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
10. Pemenuhan kebutuhan untuk bernacam-macam
pekerjaan.
11. Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan
prestasi kerja.
12. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari
bermacan-macam pekerjaan.
13. Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis
pekerjaan.
14. Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi
pekerjaan
15. Ciri-ciri khas tempat kerja.
Karena itu, bimbingan karir dan konseling bagi siswa,
meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai
hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan.
B.
Tujuan Bimbingan Karir/Jabatan
Secara umum, tujuan bimbingan karir dan konseling adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
2. Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi kerja.
3. Memiliki sikap
positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah dirii, asalkan bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
4. Memahami
relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
5. Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan scara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
7. Mengenal
keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengaruhi oleh minat dan bakat
C.
Materi Bimbingan Karir/ Jabatan
Karir/jabatan dalam kehidupan manusia saat ini sangat begitu
penting dimana dengan itu keberadaan kita akan diakui dan bisa sangat dihargai.
Namun penghargaan manusia tidak lepas dari pandangan mengenai profesionalitas
dalam menjalankan karir/jabatan., untuk mewujudkan hal itu layanan bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran
kebutuhan(need assessment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan
konseling.
Bimbingan karir/jabatan adalah suatu proses bantuan, layanan
dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja
merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk
menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut
adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan
persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan
A.Gani : 11).
Di sekolah program bimbingan dan konseling dapat disusun
secara makro untuk tiga tahun, meso satu tahun, dan mikro sebagai kegiatan
operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus. Program ini dapat
menjadi landasan yang jelas terukur oleh layanan professional yang oleh
konselor sekolah diberikan. Pengawas harus mengetahui dan memahami bagaimana
struktur dan lingkup program sebagai bahan pembinaan dan pengawasan terhadap
kinerja konselor dan pelayanan pendidikan psikologis yang diterima oleh
peserta didik untuk mendukung pencapaian perkembangan yang optimal serta mutu
proses dan hasil pendidikan. Program bimbingan dan konseling disuususn
berdasarkan struktur program bimbingan dan konseling perkembangan sebagai
berikut :
1. Program bimbingan karir dan
konseling mencakup informasi tentang dunia kerja, hubungan industrial, dan
layanan perkembangan belajar.
2. Substansi informasi dunia
kerja, meliputi antara lain lapangan kerja, jenis dan persyaratan jabatan,
prospek dunia kerja, budaya kerja.
3. Substansi hubungan
industrial, meliputi hubungan kerja, sarana hubungan industrial, dan masalah
khusus ketenagakerjaan.
4. Substansi layanan
perkembangan belajar, meliputi, antara lain, kesulitan belajar, minat, dan
bakat, masalah sosial, dan masalah pribadi.
Tahap-tahap perkembangan karir dibagi menjadi tiga tahap
pokok (Martin Handoko) :
1. Tahap
fantasi : 0 – 11 tahun (masa sekolah
dasar).
2.
Tahaptentatif : 12 – 18 tahun (masa
sekolah menengah).
3. Tahap
realistis : 19 – 25 tahun (masa perguruan
tinggi).
Pada tahap fantasi anak-anak sering menyebutkan cita-cita
mereka kelak kalau sudah besar. Mereka juga senang bermain peran sesuai dengan
peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjan yang
mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh
lingkungan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pekerjaan atau jabatan
yang mereka sebutkan masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka
hanya asal menyebutkan. Dalam hal ini, orang tua dan pendidik tidak perlu cemas
ataupun gelisah jika suatu saat anak menyebutkan pekerjaan yang jauh dari
harapan. Dalam tahap ini, anak belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan yang
objektif karena mereka belum mengetahui bakat, minat dan potensi mereka
yang sebenarnya.
Tahap tentatif dibagi menjadi empat subtahap, yakni: 1)
minat (interest), 2) kapasitas (capacity), 3) nilai (values), dan 4) transisi
(transition). Pada tahap ini, anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat
dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Mereka mulai sadar bahwa kemempuan
mereka berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika,
ada yang mahir dalam bidang bahasa, atau ada pula yang mahir dalam bidang
olahraga.
Pada subtahap minat (11 – 12 tahun), anak cenderung melakukan
pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kesukaan mereka saja; sedangkan pada subtahap kapasitas/kemampuan (13 -14
tahun), anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan
masing-masing, disamping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada subtahap nilai
(15 – 16 tahun), anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang
dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada
subtahap transisi (17 – 18 tahun), anak sudah mampu memikirkan atau
“merencanakan” karir mereka berdasarkan minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang
ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun keatas), mereka
memasuki tahap realistis. Mereka sudah mengenal secara baik minat-minat,
kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah
menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya
masing-masing. Oleh sebab itu, pada tahap realistis, seorang remaja sudah mampu
membuat perencanaan karir secara lebih rasional dan objektif. Tahap realistis
dibagi menjadi tiga subtahap, 1) eksplorasi(exploration), 2) kristalisasi
(chrystallization), dan spesifikasi/penentuan (sfesification).
Pada subtahap eksplorasi, umumnya remaja mulai menerapkan
pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka
menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai
dengan bakat, minat, dan nilai-nilai mereka,namun mereka belum berani mengambil
keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Termasuk didalamnya masalah
memiliki sekolah lanjutan yang sejalan dengan karir yang akan mereka tekuni.
Pada subtahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap
dengan pekerjaan/karir tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran
diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas,
remaja makin terarah pada karir tertentu meskipun belum mengambil keputusan
final. Akhirnya, pada subtahap spesifikasi, remaja sudah mampu mengambil
keputusan yang jelas tentang karir yang akan dipilihnya.
Dalam buku edisi revisinya, Ginzberg dkk. (1972) menegaskan
bahwa proses pilihan karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, bahwa suatu
ketika dimungkinan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karir
tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu, Ginzberg juga
menyadari bahwa faktor peluang/kesempatan memegang peranan yang sangat penting.
Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan karirnya berdasarkan
minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, kalau peluang/kesempatan untuk bekerja
pada bidang itu tertutup karena “tidak ada lowongan”, karir yang dicita-citakan
tidak bisa terwujud.
Tokoh lain yang banyak membahas masalah perkembangan karir
adalah Donald super. Ia banyak menulis buku yang berkaitan dengan pengembangan
karir. Beberapa diantaranya adalah: The Psychology of Carreer (1957) dan Career
and Life Development (1984). Ia juga menyusun beberapa tes untuk menilai
tingkat kematangan vokasional, antara lain: Career Development Inventory,
Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
Menurut Donald Super, perkembangan karir manusia dapat
dibagi menjadi lima fasa, yaitu:
1. Fase pengembangan (growth),
meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini, anak mengembangkan
bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan dalam
struktur konsep diri (self-concept structure);
2. Fase eksplorasi
(eksploration) antara umur 16 – 24 tahun, yaitu remaja mulai memikirkan
beberapa alternative pekerjaan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
3. Fase pemantapan
(establishment), antara umur 25 – 44 tahun. Pada fase ini, remaja sudah memilih
karir tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negative dari
pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh, ia bisa menentukan apakah ia
akan terus dengan karir yang telah dijalani atau berubah haluan.
4. Fase pembianaan
(maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, saat seseorang sudah mulai mantap
dengan pekerjaanya dan memeliharanya agar ia bertekun sampai akhir;
5. Fase kemunduran (decline),
masa sesudah pension atau melepaskan jabatan tertentu. Dalam fase ini, oran
membebaskan diri dari dunia kerja formal.
Pemaparan dua tokoh diatas, Ginzberg dan Donald Super,
member petunjuk yang jelas bagi kita bahwa karir adalah permasalahan sepanjang
hidup. Ada pepatah mengatakan bahwa karir itu merupakan persoalan sejak lahir
sampai mati ‘from the birth into the death’ atau ‘ from the womb to tomb’ (dari
kandungan sampai kuburan).
D.
Program Bimbingan Karir Di Sekolah Dasar
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan
Dasar, telah menerbitkan buku “Pedoman Bimbingan dan Konseling Siswa di Sekolah
Dasar.” Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan di
sekolah dasar ada tiga, yaitu: 1) bimbingan pribadi-sosial, 2) bimbingan
belajar, dan 3) bimbingan karir. Jadi jelaslah secara formal dan legal, program
bimbingan karir harus sudah diberikan sejak usia sekolah dasar. Hal ini sangat
sesuai dengan teori perkembangan karir dari Ginzberg maupun Donald Super yang
telah dibahas terdahulu.
Lebih lanjut dijelaskan secara terperinci pada buku Pedoman
Bimbingan dan Konseling tersebut mengenai isi bimbingan karir untuk kelas-kelas
rendah (kelas 1, 2, dan 3) maupun untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6)
sebagai berikut:
1. Mengenalkan perbedaan antar
kawan sebaya;
2. Menggambarkan perkembangan
diri siswa;
3. Menjelaskan bahwa bekerja
itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tututan lingkungan;
4. Mengenalkan keterampilan
yang dimiliki siswa;
5. Menjelaskan macam-macam
pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah;
6. Menggambarkan kegiatan
setelah tamat SD;
7. Mengenalkan macam-macam
pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;
8. Mengenalkan kegiatan-kegiatan
yang menarik;
9. Mengenalkan alasan orang
memilih suatu pekerjaan, dan pilihan itu masih dapat berubah;
10. Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat
direncanakan sejak masa sekarang;
11. Mengenalkan bahwa seseorang dapat memilki banyak
peran;
12. Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang itu
dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya;
Isi bimbingan karir untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5,
dan 6):
1. Menjelaskan manfaat
mencontoh orang-orang yang berhasil;
2. Melatih siswa menggambarkan
kehidupan di masa yang akan datang;
3. Membimbing diskusi mengenai
pekerjaan wanita dan pria;
4. Menjelaskan jenis-jenis
keterampilan yang dikaitkan dengan pekejaan tertentu.
5. Melatih siswa membayangkan
hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun;
6. Membimbing siswa tentang
macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya;
7. Menjelaskan pengaruh nilai
yang dianut dalam pengambilan keputusan;
8. Membimbing siswa untuk
memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat mempengaruhi karir;
9. Melatih siswa merencanakan
pekerjaan yang cocok pada masa dewasa;
10. Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh
pekerjaan orang terhadap kehidupan anak;
11. Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan
kemampuan;
12. Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai
kemajuan prestasi;
13. Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di
lingkungan sekitar;
Materi bimbingan karir yang disebutkan diatas hanya panduan.
Guru pembimbing dapat mengguanakannya sebagai acuan yang tetap terbuka untuk
disesuaikan dengan situasi kondisi setempat. Sebaiknya contoh-contoh diambil
dari lingkungan sekitar yang konkret dna mudah ditangkap oleh anak. Materi
bimbingan karir sebenarnya dapat disusun sendiri dengan syarat mempertimbangkan
fase-fase perkembangan karir, seperti yang dirumuskan oleh Ginzberg dan Donald
Super, selanjutnya untuk tingkat sekolah menengah (SLTP dan SMU/SMK, sederajat
lainnya), materi bimbingan karia dapat dilihat pada buku pedoman BP untuk
jenjang sekolah yang bersangkutan, atau disusun sendiri oleh guru BK yang
kompoten.
E. Langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir Dan Jabatan
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, menjelaskan dalam bimbingan dan
konseling di sekolah (t.t:110), bahwa langkah –langkah pelaksanaan bimbingan
karir itu sebagai berikut.
1. Bersama pendididk dan
propesional sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiata
bimbingan karir dan konseling yang bersifat rutin,incidental, dan keteladanan.
2. Program bimbingan karir dan
konseling yang direncanakan dalam bentuk satuan layanan (STLAN) dan satuan
pendukung (SATKUNG) dilaksanakan sesuai sasaran, subtansi, jenis kegiatan,
waktu, tempat,dan pihak-pihak yang terkait.
3. Pelaksanan bimbingan karir
dan konseling
a) Di dalam jam pembelajaran:
(1) Kegiatan tatapmuka secara klasikal dengan
siswa untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penugasan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat
dilakukan di dalam kelas.
(2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2
(dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
(3) Kegiatan tidak tatap muka dengan siswa untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiata konferensi khusus, himpunan data,
kunjungan rumah, pemanfaatan ke perpustakaan, dan alih tangan kasus
b) Di luar jam pelajaran:
(1) Kegiatan tatap muka dengan siswa untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, karir perseorangan, bimbingan kelompok,
karir kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainya yang berada di luar kelas.
(2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung karir
di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan dua jam pembelajaran
tatapmuka di dalam kelas.
(3) Kegiata bimbingan karir dan konseling di
luar pembelajaran sekolag dan madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan
pelayanan karir, diketahui atau dilaporkan pada pimpinan sekolah/madrasah.
c) Volume kegiatan mingguan
konselor disusun dengan memerhatikan hal berikut.
(1) Siswa yang diasuh seorang konselor berjumlah
±150 orang.
(2) Jumlah jam pembelajaran wajib: sesuai
peraturan yang berlaku.
(3) Satu kali layanan atau pendukung bimnbingan
karir dan konseling ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kegiatan
mingguan seorang konselor minimal berupa Sembilan kali kegiatan(layanan atau
pendukung (tiap satu minggu).
Semua kegiatan (minimal) mingguan tersebut di tujukan secara
langsung kepada seluruh siswa(150 orang) yang diasuh konselor. Kegiatan tersebut
di selenggarakan di dalam kelas/sewaktu jam pembelajaran berlangsung dan atau
di luar kelas /di luar jam pembelajaran.
d) Volume dan waktu untuk
pelaksanaan kegiatan bimbingan karir dan konseling di dalam kelas dan di luar
kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah/madrasah.
e) Program bimbingn karir dan
konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan
memerhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar
jenjang kelas, dan menyingkronkan bimbingan karir dan konseling dengan kegiatan
pembelajaran dan pelajaran dan kegiatan extra kulikuler, serta mengefektifkan
dan mengefesienkan penggunaan fasilitas sekolah/madrasah.
f) Kegiatan bimbingsn
dsn konseling dicatat dalam laporan dan pelaksaan program (LAPELPROG).
Adapun pelaksana kegiatan pembimbingan karir adalah sebagai
berikut.
1. Pelaksana utama kegiatan
bimbingan karir dan konselor/pendidik/tenaga kependidikan sekolah/madrasah dan
stap administrasi bimbingan karir dan konseling. Personal pendukung adalah
kepala sekolah dan wakil, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf
administrasi.
2. Konselor pelaksana kegiatan
bimbingan karir dan konseling di sekolah madrasah wajib:
(a) Menguasai spectrum pelayana pada
umumnya, dan khususnya pelayanan professional karir;
(b) Merumuskan dan menjelaskan peran
professional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama siswa,pimpinan
sekolah/madrasah, sejawat pendididk dan orangtua;
(c) Melaksanakan tugas pelayanan
professional karir yang setiap kali di pertanggung jawabkan kepada pemangku
kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah,orangtua, dan peserta didik;
(d) Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat
mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan propesional karir;
(e) Memgembangkan kemampuan professional
karir secara berkelanjutan.
3. Beban tugas wajib konselor
ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainya di sekolah SLTA atau
sederajat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Pelaksanaan bimbingan karir
dan konseling pada satu SLTA atau sederajat dapat diangkan sejumlah konselor
dengan rasio stu orang konselor untuk 150 siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance)
merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam
memecahkan masalah karir untuk memperoleh pentesuaian diri yang sebaik-baiknya,
baik pada waktu itu maupun masa yang akan datang. Bimbingan karir/jabatan
adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan masa depan dengan
bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu
keputusan.
B.
Kritik dan Saran
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari akan kekurangan
serta kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, maupun
materi yang disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan kelapangan hati
penulis mohon saran serta kritik dari para pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini baik penulis maupun pembaca
dapat mengambil manfaat serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dan
semoga Allah senantiasa menunjukkan, merahmati dan meridhai setiap gerak
langkah kita. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hikmawati,Penti. Bimbingan
Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
2. Salahudin, Anas. 2010.
Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
4. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2100196-makalah-bimbingan-konseling-pendidikan-bk/
5. Drs. DEWA KETUT SUKARDI.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
6.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html
0 komentar:
Posting Komentar