Bimbing Konseling
- 15.31
- by
- Unknown
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dinamika
kehidupan pengaruhnya memang tak luput dari karir/jabatan kita dalam kehidupan.
Keberhasilan suatu karir/jabatan menentukan kesuksesan dalam kehidupan.
Tentunya suatu karir/jabatan tidak akan berhasil tanpa adanya proesionalitas
kerja dan profesionalitas kerja tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan
potensi diri saja. Dari itu diperlukan sekali adanya bimbingan karir/jabatan
dalam proses perjalanan hidup seseorang guna mencapai keberhasilan dalam berkarir
ditandai dengan sejahteranya kehidupan. Bimbingan karir/jabatan ini secara
tidak langsung telah kita dapatkan sejak kecil, terutama dari orang tua
ditambah setelah mulai memasuki dunia sekolah, baik PAUD, TK, dan SD. Disana
kita mulai pembimbingan karir, dimulai dengan penyadaran sederhana akan
pekerjaan-pekerjaan yang ada di lingkungan, berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya ditinjau bakat serta minatnya untuk kemudian diarahkan
karir/jabatan seperti apa yang kira-kira cocok untuk kehidupannya mendatang.
Oleh karena pentingnya bimbingan karir/jabatan ini, maka dari itu kita harus
mempelajari apa yang dimaksud dengan karir/jabatan terlebih dahulu, apa
tujuannya dan sebagainya yang akan dibahas pada makalah ini di bagian bab
pembahasan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pernyataan latar belakang diatas , ada beberapa permasalahan yang bisa
dirumuskan, diantaranya:
§
Apa yang dimksud dengan karir/jabatan ?
§
Apa yang menjadi tujuan adanya bimbingan karir/jabatan ?
§
Bagaimana materi dari bimbingan karir/jabatan ?
§
Seperti apa program bimbingan karir yang dilaksanakan di Sekolah Dasar ?
C.
Tujuan Makalah
Tujuan
makalah tentunya adalah menjelaskan dari setiap pertanyaan dari rumusan
masalah, yakni:
ü
Menjelaskan pengertian dari bimbingan karir/jabatan.
ü
Memaparkan tujuan dari adanya bimbingan karir/jabatan.
ü
Menjelaskan materi-materi yang diperlukan dalam proses bimbingan karir/jabatan.
ü
Memberikan contoh program bimbingan karir/jabatan yang dilaksanakan di Sekolah
Dasar.
D.
Kegunaan Makalah
Selain
sebagai pemenuhan tugas, juga sebagai sarana melatih keterampilan dalam
pembuatan karya ilmiah yang dirasa masih sangat kurang, serta penambah ilmu
pengetahuan guna persiapan bekal kehidupan selanjtnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbing Konseling
Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan salah
satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah
karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu
itu maupun masa yang akan datang.
Bimbingan
karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi memnerikan bimbingan
agar siswa dapat memasuki kehidupan, tata hidup, dan kejadian dalam kehidupan,
dan mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah menuju dunia kerja.
Bimbingan
karir merupakan suatu program yang disusun untuk membantu perkembangan siswa
agar ia memahami dirinya, mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman
yang akan membantunya dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan.
Pengertian
lainnya, bahwa bimbingan karir dan dan konseling adalah peleyanan bantuan untuk
siswa, baik secara perseorangan maupun kelompok agar ia mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Donald
D. Super(1975), seperti yang dikutip oleh Yeni Kerneli, mengartikan bimbingan
karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan
kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan
ini, ada dua hal penting. Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan
menerima diri sendiri , dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia
kerja. Oleh sebab itu, hal penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan
penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja.
Dewa
Ketut Sukardi(1984:12) menemukakan, pada dasarnya informasi karir terdiri dari
fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan, atau karir, dan bertujuan membantu
individu memperoleh pandangan , pengertian, dan pemahaman tentang dunia kerja
dan aspek-aspek dunia kerja.
A.
Tujuan
Bimbingan Karir/Jabatan
Secara umum, tujuan bimbingan karir dan
konseling adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki
pemahaman diri(kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
2.
Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi kerja.
3.
Memiliki
sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanda merasa rendah diri, asalkan bermakna bagi drinya, dan
sesuai dengan norma agama.
4.
Memahami
relevansi kompetensi belajar(kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan
keahlian atau ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa
depan.
5.
Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan car mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6.
Memiliki
kemapuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
7.
Mengenal
keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengeruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karna itu, setiap
orang harus memahami kemampuan dan minatnya, da;am bidang pekerjaan apa dia
mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
8.
Memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
9.
Memiliki
kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan dan bermartabat.
B.
Materi Bimbingan Karir/Jabatan
Mengingat
pentingnya masalah karir dalam kehidupan, sejak dini anak perlu dipersiapkan
dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah dengan cara
memberikan pendidikan dan bimbingan karir yang berkelanjutan
Program
bimbingan dan konseling ini dapat menjadi landasan yang jelas terukur oleh
layanan profesional yang diberikan oleh konselor disekolah.
Program
bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan
konseling perkembangan yaitu:
1.
Program
bimbingan karir dan konseling mencakup informasi tentang dunia kerja, hubungan
industrial, dan layanan perkembangan belajar.
2.
Substansi
informasi dunia kerja, meliputi antar lain lapangan kerja, sarana jenis dan
persyaratan jabatan, prospek dunia kerja, budaya kerja.
3.
Substansi
hubungan industrial, meliputi hubungan kerja, sarana hubunga industrial dan
msalah khusus ketenagakerjaan.
4.
Substansi
layanan perkembangan belajar, meliputi anata lain, kesulitan belajar,minat,dan
bakat, maslah sosial dan masalah pribadi.
Menurut Martin Handoko, tahap-tahap
perkembangan karir dibagi menjadi tiga tahap pokok yaitu:
1.
Tahap
Fantasi : 0-11 tahun(masa sekolah dasar)
2.
Tahap
tentatif : 12- 18 tahun(masa sekolah menengah)
3.
Tahap
realistis: 19-25 tahun(masa perguruan tinggi)
Tahap fantasi , anak sering menyebutkan
cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin jadi dokter, petani,
pilot, giri, tentara, dan lain-lain. Mereka juga suka bermain peran ( misalnya
bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi dan lain-lain)
sesuai dengan peran yang mereka lihat dilingkungan mereka
Tahap tentatif dibagi menjadi empat subtahap
yakni: (1) minat(interest), (2)
kapasitas (capacity), (3) nilai(values),dan (4) transisi(trsnsition). Pada tahap tentatif, anak
mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu
sama lain. Ada yaang lebih minat dibidang seni, adapula yang lebih berminat
dibidang olahraga.
Pada subtahap minat(11-12 tahun), anak
cenderung melakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan minat dan kesukaan mereka saja, sedangkan pada subtahap
kapasitas/kemapuan (13-14tahun), anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan
berdasarkan pada kemampuan masing-masing, disamping minat dan kesukaannya.
Selanjutnya, pada subtahap(15-16 tahun), anak sudah bisa membedakan mana
kegiatan/ pekerjaan yang dihargai oleh
masyarakat, dan mana yang kurang dihargai sedangkan pada subtahap(17-18 tahun),
anak sudah mampu memikirkan atau”merencanakan” karir mereka berdasarkan minat, kemampuan,
dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi(18 tahun keatas),
merka memasuki tahap realistis. Merka sudah mengenal secara lebih baik
minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi mereka
juga sudah menyadari berbagi bidang pekerjaan dengan sagala konsekuensi dan
tuntutannya masing-masing. Tahap realistis terbagi menjadi tiga subtahap: (1)
ekplorasi (eksploration),(2)
kristalisasi (chrystallization), dan
spesifikasi/ penentuan(specification).
Menurut Donald Super, perkembangan karir manusia
dapat dibagi menjadi lima fase, yaitu:
1.
Fase
pengembangan(growth), meliputi masa
kecil sampai masa usia 15 tahun. Dalam fase ini, anak mengembangkan
bakat-bakat, minat, kebutuhan dan potensi yang akhirnya dipadukan dalam
struktur konsep diri(self-concept structure).
2.
Fase
eksplorasi(eksploration) antar umur
16-24 tahun yaitu, remaja mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan,
tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
3.
Fase
pemantapan(establishment), antar unur
25-44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih karir tertentu dan mendapatkan
berbagai pengalaman positif maupun negatif dari pekerjaannya. Dengan pengalaman
yang diperoleh, ia bisa menentukan apakah ia akan terus dengan karir yang telah
diajalani atau berubah haluan.
4.
Fase
pembinaan(maintenance), masa sesudah
44-65 tahun, saat seseorang sudah mantap dengan pekerjaanya dan memelihara agar
ia bertekun sampai akhir.
5.
Fase
kemunduran(decline), masa sesudah
pensiun atau melepaskan jabatan tertentu, dalam fase ini, orang membebaskan
diri dari dunia kerja formal.
Dasar-Dasar
Bimbingan Karir di Sekolah Dasar
Dapartemen Pendidikan Nasional melalui
direktorat Pendidikan Dasar telah menerbitkan buku” pedoman bimbingan dan
konseling Siswa di Sekolah Dasar”. Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi
layanan bimbingan di sekolah dasar ada tiga,yaitu: (1) bimbingan
pribadi-sosial, (2) bimbingan belajar,dan (3) bimbingan karir. Jadi, jelaslah
bahwa secara formal dan legal, program bimbingan karir harus sudah diberikan
sejak usia sekolah dasar. Hal ini sangat sesuai dengan teori perkembangan karir
dari ginzberg maupun donald super yang telah dibahas terlebih dahulu.
Lebih jauh dijelaskan secara terperinci pada
buku Pedoman Bimbingan dan Konseling
tersebut mengenai isi bimbingan karir untuk kelas-kelas rendah(kelas 1, 2,dan
3) maupun untuk kelas-kelas tinggi(kelas 4, 5,dan 6) sebagai berikut ini
1.
Mengenal
perbedaan antar kawan sebaya;
2.
Menggambarkan
perkembangan diri siswa;
3.
Menjelaskan
bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan;
4.
Mengenalkan
keterampilan yang dimiliki siswa;
5.
Menjelaskan
macam-macam pekerjaan yang ada dilingkungan sekolah;
6.
Menggambarkan
kegiatan setelah tamat SD;
7.
Mengenalkan
macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;
8.
Mengenalakan
kegiatan-kegiatan menarik;
9.
Mengenalakan
alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan bahwa pilihan itu masih dapat
berubah;
10.
Menjelaskan
bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak sekarang;
11.
Mengenalkan
bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran ;
12.
Menjelaskan
bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan kecakapan nya.
Isi bimbingan karir untuk kelas-kelas tinggi
(kelas4,5,6):
1.
Menjelaskan
manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil;
2.
Melatih
sisiwa menggambarkan kehidupan dimasa yang akan datang;
3.
Membimbing
diskusi menenai pekerjaan wanita dan pria;
4.
Menjelaskan
jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu;
5.
Melatih
siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun;
6.
Membimbing
siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya;
7.
Menjelaskan
pengaruh nilaiyang dianut dalam pengambilan keputusan;
8.
Membimbng
siswa untuk memperkaitkan bahwa meneladani tokoh panutan dapat memengaruhi
karir;
9.
Melatih
siswa merencanakan pekerjaan yang cocok pada masa dewasa;
10.
Membimbing
siswa diskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak;
11.
Meltih
siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan;
12.
Mengenalkan
bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi;
13.
Mengenal
macam-macam pekerjaan yang ada dilingkungan sekitar.
Materi bimbingan karir yang disebutkan diatas
hanya panduan. Guru pembimbing dapat menggunakan nya sebagai acuan yang tetap
terbuka untuk disesuaikan dengan situasi kondisi setempat. Sebaiknya
conth-contoh diambil bimbingan karir sebenarnya dapt disusun sendiri dengan syarat
pertimbangan fase-fase perkembangan karir, seperti yang dirumuskan oleh
Ginzberg dan Donald Super. Selanjutnya, untuk tingkat sekolaah menengah
(SLP,SMU/SMK,sederajat lainnya), materi bimbingan karir dapat dilihat pada buku
pedoman BP untuk jenjang sekolah yang bersangkutan, atau disusun sendiri oleh
guru BK yang kompeten.
C.
Langkah langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir/Jabatan
Abu ahmadi dan Ahmad Rohani, menjelaskan dalam
Bimbingan dan Konseling di Sekolah bahwa, langkah-langkah pelaksanaan karir itu
:
1.
Bersama
pendidik dan personal sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan bimbingan karir dan konseling yang bersifat rutin, insidental,
dan keteladanan.
2.
Program
bimbingan karir dan konseling yang direncanakan dalam bentuk satuan layanan
(SATLAN) dan satuan pendukung(SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan sasaran,
substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
3.
Pelaksanaan
kegiatan bimbingan karir dan konseling.
a.
Didalam
jam pelajaran:
1)
Kegiatan
tatap muka secara klasikal dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan didalam kelas.
b.
Diluar
jam pembelajaran.
1)
Kegiatan
tatap muka dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan orientasi, karir
perseorangan bimbingan kelompok, karir kelompok, dan mediasi, serta kegiatan
lainnya yang dapat dilaksanakan diluar kelas.
c.
Volume
kegiatan mingguan konselor disusun dengan memerhatiakan hal berikut:
2)
Siswa
yang diasuh seorang konselor berjumlah 150 orang.
3)
Jumlah
jam pembelajaran wajib sesuai peraturan yang berlaku.
4)
Satu
kali kegiatan layanan atau pendukung bimbingan karir dan konseling ekuivalen
dengan 2jam pembelajaran.
Adapun pelaksana kegiatan bimbingan karir
yaitu:
1.
Pelaksanaan
utama kegiatan bimbingan karir dan konseling adalah konselor/pendidik/tenaga
kependidikan sekolah/ madrasah dan staf administrasi bimbingan karir dan
konseling, personal pendukung adalah kepala sekolah dan wakil, guru mata
pelajaran, wakil kelas, dan staf administrasi.
2.
Konselor
pelaksana kegiatan bimbingan karir dan konseling di sekolah/ madrasah wajib;
a)
Menguasai
spektrum pelayanan pada umumnya, dan khususnya pelayanan pfofesional karir;
b)
Merumuskan
dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutam
siswa, pimpinan sekolah/madrasah,sejawat pendidik dan orang tua;
c)
Melaksanakan
tugas pelayanan profesional karir yang setiap kali dpertanggungjawabkan kepada
pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan
peserta didik;
d)
Mewaspadai
hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan
profesional karir;
e)
Mengembangkan
kemampuan profesional karir secara berkelanjutan.
3.
Beban
tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya
disekolah SLTA atau sederajat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4.
Pelaksana
bimbingan karir dan konseling pada satu SLTA atau sederajat dapat diangkat
sejumlah konselor dengan rasio seseorang konselor untu 150 orang sisiwa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan
karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan salah satu jenis
bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk
memperoleh pentesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun
masa yang akan datang. Bimbingan karir/jabatan adalah suatu proses bantuan,
layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja
merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk
menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan.
B.
Kritik dan Saran
Sebagai
manusia biasa, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan dalam
penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, maupun materi yang
disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan kelapangan hati penulis
mohon saran serta kritik dari para pembaca.
Semoga
dengan adanya makalah ini baik penulis maupun pembaca dapat mengambil manfaat
serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dan semoga Allah senantiasa
menunjukkan, merahmati dan meridhai setiap gerak langkah kita. Aamiin.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Hikmawati,Penti. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
2.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
4.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2100196-makalah-bimbingan-konseling-pendidikan-bk/
5.
Drs. DEWA KETUT SUKARDI. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta, 2002.
6.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html
7. Prof. Dr. H. Afifuddin. Bimbingan Dan
Konseling. Bandung : Pustaka Setia
0 komentar:
Posting Komentar