I’jaazul qur’an
- 15.33
- by
- Unknown
“
KATA PENGANTAR’’
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “I’JAAZUL QUR’AN’’.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari dosen Ulumul qur’an . Sesuai dengan tugas yang diberikan, makalah bertema “ I’JAAZUL QUR’AN ’’ yang membahas segala isinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik ddan saran dari Ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya sehingga menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam menyusun makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian makalah. Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat menjadi acuan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.
Medan, FEBRUARI 2016
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “I’JAAZUL QUR’AN’’.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari dosen Ulumul qur’an . Sesuai dengan tugas yang diberikan, makalah bertema “ I’JAAZUL QUR’AN ’’ yang membahas segala isinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik ddan saran dari Ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya sehingga menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam menyusun makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian makalah. Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat menjadi acuan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.
Medan, FEBRUARI 2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian I’jaazul Qur’an
2.2 Syarat-Syarat Mu’jizat
2.3 Macam-Macam I’jaazul Qur’an
2.4 Segi-Segi kemu’jizatan al-Qur’an
2.5 Perbedaan antara mu’jizat Rasul dan mu’jizat para Nabi
2.6 Tujuan dan Manfaat I’jaazul Qur’an
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani serta diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Selain itu Al-Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, dan mu’jizat Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia pun yang mampu membawa satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an. Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh hati.
Dan sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-Qur’an. Karena ada banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini dibuat dengan tujuan memperjelas kemu’jizatan Al-Qur’an.
Dan diharapkan setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam setiap segi kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani serta diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Selain itu Al-Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, dan mu’jizat Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia pun yang mampu membawa satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an. Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh hati.
Dan sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-Qur’an. Karena ada banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini dibuat dengan tujuan memperjelas kemu’jizatan Al-Qur’an.
Dan diharapkan setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam setiap segi kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?
2. Apa tujuan dan fungsi
I’jazul Qur’an?
3. Apa saja macam-macam
I’jazul Qur’an?
4. Apa saja segi-segi I’jazil
Qur’an dan fungsinya?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian I’jaazul qur’an
Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun
khariqun lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu
suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan
tidak dapat ditandingi.
Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya sesuatu yang
tidak bisa terjadi yang disertai dengan pemberontakan terhadap adat
kebiasaan dan hal itu sesuai dengan tuntutan. Pengertian ini adalah pengertian
mu’jizat dari segi istilah sebagaimana yang diugkapkan Az zarqani,mu’jizat
adalah sesuatu yang membuat manusia tidak mampu baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama,untuk mendatangkan yang seperti itu,dan pengertian mu’jizat
menurut Dr.Tantowi ialah ilmu yang membahas tentang keunggulan Al-Qur’an dan
menyikap ilmu yang ada di dalamya yang dapat diungkap oleh ilmu pengetahuan di
era modern.
Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu sendiri merupakan bentuk
idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di
tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya. Adapun
pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu
hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk
menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama[1]
2.2 Syarat-Syarat Mu’jizat
1.Suatu yang luar biasa yang dibiasakan manusia mengenai sunnah alam dan kenyataan yang terjadi.
2. Disertai oleh penghadang atau tantangan dari orang yang mendustakan atau orang ragu-ragu terhadapnya.
3. Sesuatu urusan yang tidak punya penghadang,lalu ada kesempatan bagi seseorang untuk menentangnya dan dia lakukan saingannya, maka ia tidak dinamakan mukjizat.
2.3 Macam- Macam I’jaazul qur’an
Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam I’jazul Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
1.Suatu yang luar biasa yang dibiasakan manusia mengenai sunnah alam dan kenyataan yang terjadi.
2. Disertai oleh penghadang atau tantangan dari orang yang mendustakan atau orang ragu-ragu terhadapnya.
3. Sesuatu urusan yang tidak punya penghadang,lalu ada kesempatan bagi seseorang untuk menentangnya dan dia lakukan saingannya, maka ia tidak dinamakan mukjizat.
2.3 Macam- Macam I’jaazul qur’an
Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam I’jazul Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
A. I’jazun balaghi. Al-Qur’an mempunyai
kefasihan. Al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah.
Sebab setiap kalimat yang ada dalam Al-Qur’an mengungkapkan suatu makna yang
sebenarnya dari suatu makna sebenarnya dari pada kalimat tersebut, jadi yang
dimaksud balaghah yaitu suatu ilmu yang bukan hanya kalimatnya baligh (tinngi)
tetapi kalimatnya juga mewakili suatu makna yang daripada maksud kalimat
tersebut. Diantara kalimat yang baik yang ada di dalam Al-Qur’an yang akan kita
jadikan contoh misalkan dalam surat Al-Hadiid ayat 23 ketika Allah SWT
berfirman,
لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(QS. Al-Hadiid:23)
B. I’jazul Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”(QS. Al-Hadiid:23)
B. I’jazul Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
c. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi
ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750
ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan.
D. I’jaz di bidang
pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada 4 yaitu:
Ghaib
berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu terdahulu.
Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu
yang tidak bisa dilihat atau diketahui oleh manusia.
Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang
baru diketahui kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.
Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan
menimpa kaum muslim sepeninggal Rasulullah SAW.
E. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu
yang ada di dunia ini mesti mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia,
mengalami usia usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia,
Al-Qur’an tidak pernah using
2.4 Segi – Segi I’jaazul Qur’an
Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama berbeda pendapat antara lain:
2.4 Segi – Segi I’jaazul Qur’an
Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama berbeda pendapat antara lain:
a. Syekh Abu Bakar Al-Baqillany, dalam kitab I’jazil Qur’an mengatakan
Al-Qur’an menjadi mukjizat itu karena 3 kemukjizatan,yaitu
1) Di dalam Al-Quran itu ada cerita mengenai hal-hal ghaib
2) Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat terdahulu beserta para
Nabinya,padahal Rasulullah SAW adalah seorang ummi
3) Di dalam Al-Quran terdapat susunan indah yang terdiri dari 10 segi: Ijaz,
tasybih, isti’arah, talaum, jawashil, tajamus, tasyrif, tadhim, mubalaghah, dan
husnul bayan.
b. Al-Qadhi Iyad Al-Basty dalam buku asy-syifa’u bi ta’rifi huquqil musthafa,mengatakan segi-segi kemukjizatan Al-Quran itu ada 4,yaitu:
1) Susunannya yang indah
2) Uslubnya yang lain dari pada yang lain
3) Adanya berita ghaib yang belum terjadi,tetapi betul-betul terjadi
4) Adanya berita ghaib masa lalu dan syariat terdahulu yang jelas dan
benar
c. Imam Al-Qurthuby dalam tafsir al-jami’u ahkamil quran mengatakan segi-segi kemukjizatan yaitu:
1) Susunanya yang indah
2) Uslubnya berbeda dengan seluruh uslub bahas Arab
3) Isi aturan halal haram
4) Pengaturan bahasa yang utuh-bulat
Ada juga yang menyebutkan segi-segi i’jazul Qur’an yaitu :
Gaya bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang arab pada saat itu merasa kagum dan
terpesona. Al-Qur’an secara tegas menetang. Semua sastrawan para orator arab
untuk menandingi ketinggian Al-Qur’an baik bahasa maupun susunanya.
Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka mengalami kesulitan dan kegagalan
dan bahkan mendapat cemohan dari masyarakat.
Diantara pendusta dan musyrik arab pada saat itu berusaha untuk menandingi
ialah Musailimah Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat arab lain pada waktu itu
yang ingin menandingi kalam Allah itu, namun selalu mengalami kegagalan.
Hukum Illahi yang Sempurna
Al-Qur’an pokok aqidah ,
norma-norma keutamaan, sopan santun,undang-undan, ekonomi, politik, sosial dan
kemasyarakatan,serta hukum-hukum ibadah.apabila kita memperhatikan pokok-pokok
ibadah, kita akan memperoleh kenyataan bahwa islam telah memperluasnya dan
menganekaragamkan serta meramunya menjadi ibadah amaliah, seperti zakat dan
sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliah sekaligus ibadah badaniah, seperti
berjuang di jalan Allah.
Tentang aqidah Al-Qur’an
mengajak umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi yakni beriman kepada
Allah yang maha agung, menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab
samawi.
Dalam bidang
undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-kaidah mengenai
perdata,pidana,politik, dan ekonomi. Adapun mengenai hubungan internasional,
Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang paling sempurna dan adil, baik
dalam keadaan damai maupun terang.[7]
Berisi beberapa ilmu pengetahuan
Dalam Al-Quran banyak
berisi benih dari cabang-cabang ilmu pengetahuan, Al-Quran itu seolah-olah
bagaikan gudang yang penuh berbagai pengetahuan dalam berbagai segi kehidupan
manusia
Disamping itu, di dalamnya
juga penuh bibit ilmu dan acuan di bidang syariat,muamalah,jinayah,dan
sebagainya.
2.5 Perbedaan antara Mukjizat Rasul SAW dan Mukjizat Para Nabi yang lain.
1. Mukjizat para Nabi bersifat hissyiyah atau dapat diraba. Oleh sebab itu, maka ia habis dengan telah berlalu masa mereka. Yang dapat menyaksikan adanya hanyalah orang yang semasa dengan mereka.
2. Mukjizat Rasul SAW bersifat ‘aqliyyah dan masih ada sampai Hari Kiamat. Yang demikian ialah seperti sabda Rasul Saw :
Artinya : Tidak seorang Nabi pun dari para Nabi,kecuali mereka diberi yang seumpamanya. Manusia mengimaninya. Adapun yang diberikan Allah kepada saya sebagai wahyu, maka saya harapkan agar sayalah yang lebih banyak berpengikut pada Hari Kiamat. (Hr. Bukhari dalam Fat-hul Bari).
2.5 Perbedaan antara Mukjizat Rasul SAW dan Mukjizat Para Nabi yang lain.
1. Mukjizat para Nabi bersifat hissyiyah atau dapat diraba. Oleh sebab itu, maka ia habis dengan telah berlalu masa mereka. Yang dapat menyaksikan adanya hanyalah orang yang semasa dengan mereka.
2. Mukjizat Rasul SAW bersifat ‘aqliyyah dan masih ada sampai Hari Kiamat. Yang demikian ialah seperti sabda Rasul Saw :
Artinya : Tidak seorang Nabi pun dari para Nabi,kecuali mereka diberi yang seumpamanya. Manusia mengimaninya. Adapun yang diberikan Allah kepada saya sebagai wahyu, maka saya harapkan agar sayalah yang lebih banyak berpengikut pada Hari Kiamat. (Hr. Bukhari dalam Fat-hul Bari).
2.6 Tujuan dan Manfaat I’jaazul qur’an
a. membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi atau Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi Al-Qur’an kepada mereka yang ingkar
a. membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi atau Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi Al-Qur’an kepada mereka yang ingkar
b. membuktikan bahwa kitab Al-Qur’an adalah
benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan
Nabi Muhammad SAW. Sebab seandainya Al-Qur’an itu buat Nabi Muhammad yang
seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), tentu pujangga-pujangga Arab
yang profesional,di mana mereka tidak hanya pandai menulis danmembaca tetapi
juga ahli dalamsastra, gramatikal bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa
membuat seperti Al-Qur’an,sehingga jelaslah bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan
manusia
c. menunjukkan kelemahan mutu sastra dan
balaghah bahasan manusia,karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni
bahasa Arab tidak ada yang mempu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti
Al-Qur’an,yang telah ditantangkan kepada mereka dalamberbagai tingkat dan
bagian Al-Qur’an
d.
menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding
dengan keangkuhan dan kesombongannya[3]
Fungsi ijazul Qur’an
Al-Qur'an adalah wahyu
Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:
1.
Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw
2.
Pedoman hidup bagi setiap Muslim
3.
Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya
.
Al Quran tidak diragukan
lagi sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Di dalamnya terdapat ayat-ayat
yang mengajak pada kebajikan dan kebenaran, menuju hidup yang lebih baik. Tidak
hanya berisi tata cara berinteraksi dengan Sang Pencipta, melainkan juga etika
bermu’amalah dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk lainnya.. Ada kalanya
penyebutan di Al Quran secara global saja, dan Hadits Nabi Muhammad SAW
berfungsi sebagai penjelasnya.
Karena diturunkan terakhir
atau pamungkas, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan penyempurna terhadap
kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah
Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh
makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran[4]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ijazul Qur’an ialah
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan
menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu
Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah
sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
Dan Al-Qur’an al-Karim digunakan Nabi untuk menantang
orang-orang Arab tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya, padahal mereka
sedemikian tinggi tingkat fasahah dan balaghahnya. Hal ini tiada lain karena
Al-Qur’an adalah mukjizat.
Mukjizat adalah suatu hal yang luar biasa yang dianugrahkan oleh Allah
kepada Nabi/ Rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian atau kerasulannya.
I’jazul Qur’an
mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1.
Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW
2.
Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qu’an benar-banar wahyu dari Allah.
3.
Untuk menunjukkan balaghah bahasa manusia.
4. Untuk
menunjukkan kelemaan daya upaya dan rekayasa manusia
Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan
peran sebagai:
1. Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw
2. Pedoman hidup bagi setiap Muslim
3. Korektor dan penyempurna terhadap
kitab-kitab Allah yang sebelumnya
Mukjizat yang
diberikan kepada Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lain ada dua jenis, yaitu
Hissi dan Maknawi.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami uraikan. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila banyak kesalahan dalam
penulisan dan pemaparan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan menambah keyakinan kita kepada Allah
SWT.
DAFTAR PUTAKA
Drs. H. Kahar Mans hur, Pokok-Pokok Ulumul
Qur’an ( PT. MELTON PUTRA,Jakarta)
http://kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/
http://kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/
[4] http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html diunduh hari
selasa jam 19:41 wib
0 komentar:
Posting Komentar